It moves to the text on this page.
  • Contact Us
  • Site Map
Text Size
Small
Large

Eisai Ltd.

  • About Eisai
    • Message from the President
    • Corporate Information
    • Factory
  • Corporate Mission
    • Corporate Philosophy
    • What is hhc?
    • Our Policy
    • Compliance Activities
  • Healthcare
    • Disease
    • OTC and Cosmetic
    • Healthcare Professionals Only
  • Career

The local navigation starts here.

Disease

  • Disease
    • Dementia and Alzheimer
    • Low Back Pain
    • Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)
  • Health Care Professional

Home  >  Health Care  > Disease

The text starts here.

Kepikunan (Demensia) dan Penyakit Alzheimer

Di seluruh dunia, angka harapan hidup telah dan terus meningkat, tidak terkecuali di Indonesia. Pada periode tahun 2000-2005, usia harapan hidup di Indonesia telah mencapai 67,8 tahun dan angka ini diperkirakan meningkat menjadi 73,6 tahun pada 2020-2025. Peningkatan harapan hidup ini mencerminkan kemajuan pesat di bidang kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan, dan tentunya merupakan hal yang amat baik. Namun, meningkatnya harapan hidup ini diiringi juga oleh berbagai perubahan, baik dan buruk, salah satunya penuaan populasi. Penuaan populasi, yakni meningkatnya proporsi penduduk yang berusia lanjut dibandingkan yang berusia muda, telah menimbulkan kekhawatiran di negara-negara maju. Akan tetapi, ternyata hal tersebut juga mulai terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebagai ilustrasi, pada tahun 2000, proporsi penduduk berusia lanjut adalah 7,18%. Pada tahun 2020, proporsi tersebut diprediksi akan meningkat menjadi 11,34%. Contoh lain, proporsi penduduk berusia lanjut telah meningkat hingga berhasil menyamai proporsi balita pada tahun 2010. Penuaan penduduk ini membawa tantangan tersendiri dalam hal sosial, kesehatan, maupun ekonomi. Salah satu tantangan yang timbul adalah kualitas pelayanan kesehatan dan perawatan bagi penduduk berusia lanjut. Mereka merupakan populasi khusus yang memiliki masalah kesehatan unik dan perawatan yang berbeda dari dewasa muda maupun anak-anak. Salah satu contoh masalah kesehatan yang khas pada penduduk berusia lanjut adalah penyakit-penyakit degeneratif, dan salah satunya adalah demensia (kepikunan).1-3

Ketika kita mendengar kata pikun, biasanya hal pertama yang terpikir adalah berkurangnya daya ingat, atau orang yang menjadi pelupa dengan bertambahnya usia. Ternyata, kepikunan atau demensia tidaklah sesederhana itu. Demensia bukan sekadar penurunan daya ingat pada orang berusia lanjut, melainkan merupakan suatu sindrom yang holistik, menyebabkan hendaya, dan mempengaruhi hampir seluruh aspek dalam kehidupan orang yang mengalaminya. Dan bukan hanya itu, ketika seseorang menjadi pikun, hal ini akan memberikan dampak pada kehidupan anggota keluarga mereka, terutama caregiver mereka, yang biasanya adalah pasangan hidup, anak, bahkan anak yang masih berusia relatif muda/remaja. Dampak dari sindrom ini begitu luas hingga, menurut WHO, hendaya yang disebabkan demensia lebih berat dibandingkan hendaya yang disebabkan oleh hampir semua penyakit (termasuk penyakit jantung dan kanker), kecuali gangguan perkembangan yang berat.4

Jadi, apakah sebenarnya demensia ini? Mengapa dampaknya sedemikian luas pada kehidupan pasien maupun keluarganya?

 

Apa itu demensia?

Hal pertama yang perlu diketahui dan diingat, demensia bukanlah bagian penuaan normal. Memang benar bahwa kita menjadi sedikit pelupa dengan semakin lanjutnya usia, tetapi penurunan daya ingat yang disebabkan usia ini jauh lebih ringan dibandingkan penurunan yang terjadi pada demensia. Ditambah lagi, tidak seperti demensia, penurunan daya ingat karena usia tadi umumnya tidak disertai perubahan perilaku dan tidak menyebabkan hendaya berat dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan atau berpakaian.

Kedua, demensia adalah suatu penyakit. Akan tetapi, tidak seperti halnya demam berdarah dengue atau demam tifoid yang diketahui memiliki penyebab spesifik, demensia adalah suatu sindrom yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, biasanya kronis, yang berdampak pada otak, dan ditandai oleh penurunan yang progresif dan luas pada daya pikir, termasuk daya ingat, pembelajaran, orientasi, bahasa, pemahaman, dan daya nilai. Di antara semua penyakit, penyebab terbanyak demensia adalah penyakit Alzheimer.5

Penyakit Alzheimer adalah penyakit degeneratif yang bersifat progresif dan menyerang sel-sel otak, menyebabkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan bahasa, serta perubahan perilaku. Penyakit ini pertama kali dideskripsikan oleh Dr. Alois Alzheimer pada tahun 1906, sehingga dinamai penyakit Alzheimer. Dr. Alois Alzheimer menguraikan suatu kondisi penyakit pada seorang wanita yang menjadi pelupa, mengalami gangguan berbahasa, dan gangguan perilaku. Namun, baru pada tahun 1960, kondisi tersebut diakui sebagai suatu penyakit, bukan bagian dari penuaan normal. Selain penyakit Alzheimer, ada penyebab-penyebab lain demensia. Penyebab tersering kedua adalah demensia vaskular, yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke otak. Demensia vaskular dapat disebabkan oleh stroke atau penyakit lain yang memengaruhi pasokan darah ke otak. Penyebab yang lebih jarang adalah demensia dengan badan Lewy, demensia frontotemporal, demensia karena infeksi otak, tumor, alkohol dan penyalahgunaan obat/zat.5-7

 

Siapa saja yang mungkin terkena demensia?

Faktor risiko utama demensia adalah usia. Demensia, khususnya tipe Alzheimer, biasanya ditemukan pada mereka yang berusia lebih dari 65 tahun. Risiko terkena demensia meningkat seiring bertambahnya usia. Demensia ditemukan pada 2% orang berusia 65-70 tahun, dan prevalensinya meningkat hingga 5% pada mereka yang berusia 70-80 tahun, dan menjadi 33% pada mereka yang usianya lebih dari 90 tahun. Orang yang mengidap diabetes melitus, depresi, memiliki riwayat cedera kepala, dan kadar kolesterol tinggi juga meningkat risikonya untuk terkena demensia. Faktor gaya hidup tertentu juga meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami demensia, antara lain kurang aktif secara fisik, alkoholisme, dan penyalahgunaan zat. Faktor-faktor genetik juga telah diteliti, dan saat ini sudah berhasil diidentifikasi beberapa kelainan genetik yang berkaitan dengan penyakit Alzheimer. Namun, sebagian besar kasus demensia bersifat nonfamilial.7,9-10

 

Apa gejala penyakit Alzheimer?

Gejala tersering penyakit Alzheimer adalah berkurangnya daya ingat yang menyebabkan gangguan dalam melakukan aktivitas normal. Seiring semakin lanjutnya usia, sudah lazim jika sesekali lupa nama atau hal apa yang akan dilakukan, tetapi biasanya akan ingat lagi. Pada pasien dengan penyakit Alzheimer, gangguan daya ingat bersifat lebih berat sehingga mengganggu aktivitas keseharian mereka. Gejala lain yang dapat ditemukan meliputi perubahan perilaku atau kepribadian, terganggunya daya penilaian, disorientasi, gangguan berbahasa dan visuospasial, kesulitan dalam melakukan hal yang sudah rutin dilakukan, dan menarik diri dari pergaulan. Seseorang yang terkena demensia dapat menjadi mudah marah (perubahan kepribadian), atau mungkin memerlukan waktu yang lebih lama atau melakukan lebih banyak kesalahan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari mereka. Tersesat dalam lingkungan yang sudah familiar, tidak mengenal keluarga atau teman, dan kesulitan dalam berkomunikasi juga dapat merupakan gejala penyakit Alzheimer. Pada kasus yang sudah berat, orang dengan demensia tidak mampu lagi mengurus dirinya sendiri, mereka menjadi bergantung pada caregiver, dan sering kali tidak dapat meninggalkan tempat tidur. Cukup sering gejala-gejala tadi pertama kali disadari oleh teman atau keluarga. Jika Anda menemukan gejala-gejala tadi pada diri Anda atau teman/keluarga, segera berkonsultasilah pada dokter Anda. 11-15

 

Apakah ada pemeriksaan yang dapat mendiagnosis demensia?

Belum ada satu pemeriksaan khusus yang dapat memastikan diagnosis demensia pada manusia yang masih hidup. Dokter biasanya akan bertanya mengenai riwayat kesehatan, riwayat penyakit, perkembangan gejala, dan penyakit-penyakit lain yang dimiliki. Saat ini, ada beberapa pemeriksaan fungsi daya ingat dan kognisi yang mungkin dilakukan dokter untuk membantu menegakkan diagnosis demensia. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium rutin juga dapat dilakukan, dan pada sebagian kasus, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan CT Scan atau MRI otak jika dianggap perlu. 11,14

Mengapa kita harus segera berkonsultasi kepada dokter jika menemukan gejala-gejala tadi?

Diagnosis dini merupakan hal yang penting karena ada banyak kemungkinan penyebab demensia, sebagian di antaranya dapat diterapi dan bahkan ada penyebab yang dapat disembuhkan. Jika penyebabnya memiliki terapi spesifik atau dapat disembuhkan, dokter dapat dengan segera menangani penyebab tadi sehingga hasil akan lebih optimal. Akan tetapi, pada kasus yang belum dapat disembuhkan sekalipun, diagnosis dini tetap penting karena jika demensia ditemukan masih sangat dini, fungsi otak masih relatif baik dan fungsi tersebut dapat dipertahankan lebih lama. Selain itu, diagnosis dini dapat membantu dokter, pasien, dan keluarga untuk merencanakan terapi dan perawatan sejak awal sebelum penyakit semakin memburuk.

 

Apakah penyakit Alzheimer dapat disembuhkan?

Meskipun penyakit Alzheimer hingga saat ini belum dapat disembuhkan, gejala dapat dikurangi dan fungsi otak yang ada dapat dipertahankan untuk sementara waktu. Ada beberapa obat yang mungkin diresepkan oleh dokter. Salah satunya adalah obat yang dapat meningkatkan jumlah neurotransmiter (molekul kecil yang membawa pesan antarsel-sel otak). Ada pula obat yang bekerja dengan menurunkan “bising” dalam pengiriman pesan antarsel otak. Semua obat-obat tadi memang tidak menyembuhkan proses penyakit dasarnya, tetapi dapat membantu mempertahankan kemandirian, mengurangi gejala, dan memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi orang dengan demensia. Berkonsultasilah dengan dokter Anda jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut mengenai pengobatan penyakit Alzheimer.

 

Sebagai seseorang yang memiliki anggota keluarga yang mengalami demensia, apakah hal yang sebaiknya saya lakukan dan apa yang harus dihindari?

Jika orang yang Anda sayangi terkena demensia, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu mereka dan membantu diri Anda sendiri. Informasi dan dukungan dari teman dan keluarga sangatlah penting bagi Anda untuk dapat menjadi caregiver yang baik. Cobalah untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai demensia dari perkumpulan/organisasi Alzheimer lokal di dekat Anda jika ada. Mereka biasanya menyediakan waktu untuk diskusi dan dapat memberikan saran serta informasi. Pertahankan hubungan dengan teman dan keluarga Anda, mereka dapat memberikan bantuan dan dukungan sehingga mengurangi stres yang Anda alami. Komunikasi dan pengetahuan adalah kunci untuk memahami orang dengan demensia. Upayakan lebih sabar dan memahami keterbatasan mereka ketika berinteraksi dengan orang dengan demensia, tetapi jangan memperlakukan mereka seperti anak kecil. Hindari memaksakan mereka untuk melakukan hal-hal seperti makan dan mandi saat mereka tidak mau. Pasanglah label nama dan tanda untuk mempermudah orang dengan demensia mengidentifikasi benda sehari-hari dan ruangan di rumah. Usahakan untuk menggunakan kata-kata yang sederhana dan kalimat singkat saat berkomunikasi dengan mereka. Yang tidak kalah pentingnya adalah merawat diri Anda sendiri untuk menghindari terkena stres. Jangan salahkan mereka ketika orang yang Anda sayangi tersebut melakukan kesalahan karena penyakit mereka, tetapi janganlah menempatkan diri Anda di bawah tekanan yang berlebihan.12,13

References

1.      Komnas Lansia. Penuaan penduduk Indonesia [Internet]. [cited 2013 January 31]. Available from:  www.komnaslansia.or.id/d0wnloads/AktiveAgeing.pdf

2.      BAPPENAS. Proyeksi penduduk Indonesia [Internet]. [cited 2013 January 31]. Available from:  http://www.bappenas.go.id/node/64/98/buku-proyeksi-penduduk-2000-2025/

3.      UNFPA. Ageing in the twenty-first century: a celebration and a challenge. New Yorl: the United Nations Population Fund; 2012.

4.      Prince M, Jackson J, editors. Alzheimer’s disease international: World Alzheimer report 2009. Alzheimer's Disease International; 2009.

5.      About Alzheimer's [internet]. [cited 2013 January 31]. Available from: http://www.alzfdn.org/AboutAlzheimers/definition.html

6.      Alzheimer’s disease fact sheet [Internet]. [cited 2013 January 31] Available from: http://www.nia.nih.gov/alzheimers/publication/alzheimers-disease-fact-sheet

7.      National Institute on Aging. Alzheimer's disease: Unraveling the mystery. National Institutes of Health; 2011.

8.      Dementia-causes [Internet]. [cited 2013 January 31]. Available from: http://www.nhs.uk/Conditions/Dementia/Pages/Causes.aspx

9.      Risk factors in dementia [Internet]. [cited 2013 January 31]. Available from: http://www.alzscot.org/downloads/IS40%20risk%20factors%20in%20dementia.pdf

10.    Chen JH. Risk factors for dementia. J Formos Med Assoc 2009;108(10):754–764

11.    National Institute on Aging. Age Page: Forgetfulness: Knowing When To Ask For Help. National Institutes of Health; 2010.

12.    Nasrun MWS. Bantuan bagi caregiver: Strategi mendampingi orang dengan demensia. Jakarta: Interna Publishing; 2012.

13.    Wong GKC, Chu R. Home care manual for dementia: a comprehensive guide for family caregivers. Hong Kong: Eisai and Sau Po Centre on Ageing The University of Hong Kong; 2004.

14.    Caselli R, Boeve BF: The degenerative dementias. In Goetz CG, editor: Textbook of Clinical Neurology. 2nd ed. Philadelphia: Saunder; 2003.

15.    10 Early Signs and Symptoms of Alzheimer's [Internet]. [cited 2013 February 1]. Available from: http://www.alz.org/alzheimers_disease_10_signs_of_alzheimers.asp

 

 

 


human health care

  • Eisai Global
  • Contact Us
  • Site Map

Copyright (C) Eisai Co., Ltd. All Rights Reserved.

Back to Top

  • Privacy Policy
  • Terms of Use
  • Accessibility